Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan
1. Pengertian
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan pendidikan atau ilmu yang mempersoalkan pendidikan dan kegiatan pendidikan.
Istilah education dalam bahasa inggris yang berasal dari bahasa latin educare yang artinya memasukkan sesuatu, barang kali bermaksud memasukkan ilmu ke kepala orang . Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang biasa digunakan dalam pengertian pendidikan, diantaranya ta’lim, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran:
وَعَلَّمَ آدَمَ ْلأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ اَنْبِئُوْنِي بِاَسْمآءِ هَؤُلَآءِاِنْكُنْتُمْ صَادِقِيْن
Artinnya “Dan Allah SWT mengajarkan kepada Adam segala nama, kemudian Ia berkata kepada malaikat : beri tahulah aku nama-nama semua itu jika kamu benar”.(Q.S. Al-Baqarah : 31).
Ada juga kata tarbiyah yang digunakan untuk pendidikan. Seperti firman Allah dalam A-Quran:
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانِي صَغِيْرًا
Artinya “Hai tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil”.(Q.S. Bani Israil : 24)
Kata pendidikan sering kali diartikan dalam kehidupan sehari-hari dengan lembaga pendidikan dan adakalah diartikan dengan hasil pendidikan.
Menurut Dictionary of education ; Pendidikan diartikan, proses sosial yang di mana orang-orang atau anak dipengaruhi dengan lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di sekolah) sehingga mereka memperolah kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara , mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Secara garis besar metode pengajaran dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yakni:
a. Metode Mengajar Konvensional.
Yaitu metode mangajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional.
Berikut ini beberapa metode mengajar konvensional, antara lain:
- Metode ceramah, tehnik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru disekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas.
- Metode diskusi, suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.
- Metode Tanya jawab, penyampaian pesan penganjaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan.
- Metode demontrasi dan eksperimen, salah satu tehnik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sediri yang ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses cara melakukan sesuatu.
- Metode resitasi, metode ini biasa disebut pekerjaan rumah, kerena siswa diberi tugas-tugas secara khusus di luar jam pelajaran.
- Metode kerja kelompok, metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan penganjaran tertentu dengan sistem gotong royong.
- Metode karya wisata, metode pengajaran yang dilakuakn dengan mengajak para siswa ke luar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
- Metode sistem regu, sistem beregu ini merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai sakah satu minofasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching.
- Metode Drill, metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, kerena dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.
b. Metode Mengajar Inkonvensional.
Yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengjaran berprogram, pengajaran unit, dll.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan kedewasaan seorang anak. Jadi seorang yang disebut pendidik itu kerena adanya peranan dan tanggung jawabnya dalam mendidik seorang anak. Selanjutnya siapakah pendidik itu? Menurut Langeveld yang termasuk faKtor pendidik itu adalah, pertama, orang tua. Kedua, orang dewasa yang lain yang bertanggung jawab terhadap kedewasaan seorang anak.
Murid (anak didik) adalah anak atau orang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan atau seseorang yang masih menjadi tanggung jawab seorang pendidik tertentu (masih mempunyai ketergantungan) kepada guru (pendidik) kerena sangat memerlukan bantuan pendidiknya untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara jasmani maupun rohani.
Karakter anak didik:
- Seseorang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan ; ia masih menjadi tanggung jawab seorang pendidik tertentu.
- Anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai meninggal anak mengalami perkembangan. Kerena itu pendidik harus membantu anak baik perkembangan jiwanya, pengetahuannya, dan penguasaan diriterhadap lingkungan sosialnya.
- Dapat dididik dan harus dididik. Anak hakikatnya adalah “animal education” yaitu makhluk yang dapat dididik, kerena anak mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memunghkinkan pendidikan (Prof. DR. sutari Imam Burnadib, 1987)
Alat dan sarana pendidikan merupakan salah satu faktor pendidikan yang sengaja diadakan dan digunakan untuk pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Sutari Imam Barnadib yang dimaksud faktor adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksanakannya pendidikan.
Faktor alat tersebut menurut wujudnya dapat dibagi menjadi:
- Berupa benda-benda yang diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan, seperti alat-alat yang ada di dalam rumah, alat perlengkapan sekolah, dll. Ini sering disebut “sarana pendidikan”. Benda yang difungsikan untuk menbantu pelaksanaan disebut sarana pendidikan, khusus di sekolah, seperti: bangunan sekolah, ruang belajar, meja kursi belajar, dll.
- Bukan merupakan benda tetapi berupa perbuatan pendidik yang digunakan untuk pencapaian pendidikan. Faktor yang kedua ini yang di sebut “alat pendidikan”. Perbuatan pendidik, dapat berupa tindakan atau situasi, seperti: pengajaran ,nasihat, teladan, tata tertib, disiplin. dll.
2. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan
Imu yang membicarakan bagaimana cara atau tehnik menyajikan bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Bila mana dikaitkan dengan pengajaran agama Islam yang harus disampaikan kepada siswa di sekolah atau madrasah, maka batasannya terletak pada metode atau tehnik apakah yang lebih cocok digunakan dalam penyampaian materi agama tersebut, dan prinsip-prinsip pengajaran yang bagaimanakan yang seharusnya diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar dan mengajar, hal tersebut tentu berkaitan erat dengan metodik khusus dan umum. Di samping memperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam pengajaran agama secara umum, juga faktor-faktor seperti: tingkatan sekolah, karakteristik siswa, latar belakang sosial dan pendidikan anak sangat perlu dipertimbangkan.
Strategi atau pendekatan yang dipakai dalam pengajaran agama Islam banyak ditekankan pada suatu model pengajran “seruan” atau “ajakan” yang bijaksana dan pembentukan sikap manusia (efektif). Sebagaimana terkandung dalam Al-Quran surat An-nahl: 125.
اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكِ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِوَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ اَحْسَنْ...
Artunya: “Ajaklah manusia pada jalan tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik, dan berdiskusilah secara baik dengan mereka”.
Dengan berpedoman pada makna Al-Quran tersebut ada dua pendekatan yang dipakai untuk menyeru orang lain agar ta’at dan patuh terhadap perintah Allah SWT, yakni hikmah dan mauizah. Sedangkan tehnik yang dipakai adalah dengan melakukan diskusi secara baik dan tertib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar